Oke, mari kita buat peta kemungkinan masa depan Hizbut Tahrir (HT) di tangan generasi muda. Kita bisa bayangkan 3 skenario:
Alasan:
Generasi muda lebih sibuk dengan karier, teknologi, bisnis, dan gaya hidup.
HT dianggap tidak memberi solusi nyata untuk masalah sehari-hari.
Narasi Islam moderat lebih kuat di media sosial.
Tanda-tanda:
Halaqah sulit merekrut anggota baru.
Anggotanya makin menua, regenerasi macet.
Dampak:
HT jadi kelompok kecil bawah tanah, tidak punya pengaruh besar.
Alasan:
Ada sebagian kecil anak muda yang masih mencari “identitas eksklusif” lewat ide khilafah.
HT bisa bertahan lewat komunitas online atau halaqah terbatas.
Tanda-tanda:
Perekrutan ada, tapi lambat.
HT bertahan di kalangan tertentu (misalnya mahasiswa ideologis atau yang kecewa pada sistem).
Dampak:
HT tidak mati, tapi juga tidak menjadi kekuatan besar.
Alasan:
Jika terjadi krisis besar: ekonomi hancur, korupsi merajalela, konflik politik, atau perang.
Dalam situasi kacau, narasi “khilafah = solusi” bisa kembali menggoda generasi muda.
Tanda-tanda:
Aktivitas HT di media sosial tiba-tiba populer lagi.
Anak muda kecewa berat pada negara, lalu mencari ideologi alternatif.
Dampak:
HT bisa hidup kembali sebagai simbol perlawanan politik.
Skenario paling mungkin: HT makin melemah karena tidak relevan dengan pola pikir generasi muda.
Skenario yang perlu diwaspadai: Kalau keadaan negara memburuk, HT bisa jadi “pelarian ideologis” bagi anak muda yang frustrasi.
Mau saya buatkan juga semacam strategi bagaimana mencegah HT menarik generasi muda lagi (dari sisi psikologi & sosial)?
Dibuat oleh: Gilang V F
Tanggal: 22 September 2025