gilangvf8-hash / Keruntuhan Hizbut Tahrir

Kenapa Orang yang Ikut Hizbut Tahrir Semakin Lama di Organisasi Semakin Sulit Keluar


gambar hizbut Tahrir

Pertanyaan bagus 👍. Dari sudut psikologi organisasi dan dinamika kelompok, memang benar: semakin lama seseorang berada di Hizbut Tahrir (HT), semakin sulit keluar. Ada beberapa faktor yang menjelaskan ini:


🔹 1. Identitas Diri Menyatu dengan Organisasi

Di HT, seseorang tidak hanya belajar ilmu, tapi juga dilatih melihat bahwa: Islam = Khilafah = HT.

Semakin lama, identitas pribadi melebur dengan identitas kelompok (disebut fusion identity).

Akibatnya, keluar dari HT terasa seperti keluar dari Islam itu sendiri.


🔹 2. Tekanan Sosial (Group Pressure)

HT menggunakan sistem halaqah (lingkaran kecil).

Anggota saling mengawasi, saling menguatkan, bahkan saling “menegur” kalau ada yang goyah.

Semakin lama di dalam, semakin banyak teman dan jaringan yang terikat.

Kalau keluar, orang itu merasa kehilangan “keluarga kedua” → menimbulkan rasa sepi & terisolasi.


🔹 3. Investasi Psikologis & Emosional (Sunk Cost Fallacy)

Seseorang sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun, tenaga, bahkan reputasi untuk HT.

Secara psikologi, makin besar investasi, makin sulit mengaku salah.

Keluar berarti mengakui bahwa semua usaha itu sia-sia → rasa sakit mentalnya sangat besar.


🔹 4. Narasi Ketakutan

HT sering menanamkan narasi:

“Kalau keluar, imanmu lemah.”

“Kalau keluar, kamu bagian dari sistem kufur.”

Ini membentuk rasa takut dan guilt (rasa bersalah).

Secara psikologi, ini mirip dengan emotional blackmail.


🔹 5. Cognitive Dissonance (Benturan Pikiran)

Semakin lama di HT, semakin banyak “kontradiksi” yang ditemui (misalnya, mengaku membawa Islam, tapi cara rekrut sembunyi-sembunyi).

Tapi orang tidak bisa mudah mengakuinya, karena itu menimbulkan cognitive dissonance → ketidaknyamanan psikologis.

Untuk mengurangi rasa tidak nyaman ini, banyak orang memilih tetap bertahan, daripada keluar dan mengakui salah.


🔹 6. Labelisasi & Stigma

Orang yang keluar sering dicap “pengkhianat” atau “murtad dari perjuangan”.

Tekanan stigma ini membuat anggota merasa lebih aman bertahan di dalam, walaupun hatinya sudah ragu.


📌 Kesimpulan

Semakin lama ikut HT:

Identitas pribadi larut ke organisasi,

Relasi sosial makin kuat,

Investasi mental makin besar,

Tekanan rasa takut makin kuat.

Inilah yang membuat keluar dari HT sangat sulit, bahkan lebih sulit dibanding masuknya.


Mau saya lanjutkan dengan bagaimana cara psikologis untuk memutus ikatan ini, agar orang lebih mudah keluar dari HT?

Dibuat oleh: Gilang V F

Tanggal: 20 September 2025