Kalau kita lihat dari sisi psikologi, ikut Hizbut Tahrir (HT) bisa menimbulkan beberapa dampak tertentu pada kepribadian dan cara berpikir seseorang. Dampak ini ada yang positif (rasa punya tujuan, komunitas, identitas), tapi banyak juga yang bermasalah karena sifat ideologinya yang kaku.
—
HT memberikan rasa kepemilikan dan identitas: “Saya pejuang khilafah, berbeda dari muslim biasa.”
Secara psikologi sosial, ini memberi sense of belonging (rasa memiliki).
Tapi efek negatif: mereka jadi memandang dunia dalam “kita vs mereka” → ingroup vs outgroup bias.
HT membentuk mindset bahwa hanya ada dua pilihan: “khilafah = Islam sejati” atau “selain itu = kufur”.
Ini membuat anggota kesulitan berpikir nuansa (grey area thinking).
Akibatnya, mereka bisa jadi keras kepala, sulit kompromi, dan mudah konflik dengan keluarga/masyarakat.
Ketika realitas dunia modern tidak sesuai dengan cita-cita khilafah, anggota mengalami ketegangan psikologis (cognitive dissonance).
Mereka bisa jadi frustrasi, kecewa, atau malah makin fanatik sebagai mekanisme pertahanan diri.
HT menekankan bahwa hidup tanpa khilafah = dosa besar.
Ini bisa menimbulkan rasa bersalah (guilt feeling) atau kecemasan spiritual (religious anxiety).
Mereka merasa hidupnya “belum islami” kalau belum menegakkan khilafah.
Banyak anggota sulit lepas karena HT jadi lingkaran sosial utama.
Secara psikologi, ini mirip cult psychology: ada emotional bonding yang membuat mereka takut keluar karena khawatir dikucilkan atau kehilangan makna hidup.
Karena sikap eksklusif, anggota HT sering dianggap “berbeda” oleh keluarga/masyarakat.
Efek psikologis: kesepian, merasa disalahpahami, bahkan bisa terasing (social alienation).
Jika keluar, biasanya muncul krisis identitas (identity crisis).
Orang yang dulu melihat dirinya sebagai “pejuang khilafah” mendadak kehilangan arah.
Ini sering memicu fase kemarahan (membenci HT), kebingungan, atau pencarian jalan hidup baru.
Secara psikologi, Hizbut Tahrir membentuk sense of mission yang kuat, tapi dengan harga mahal:
pola pikir jadi kaku,
mudah konflik,
rentan alienasi,
penuh kecemasan religius.
Mau saya bikinkan tabel ringkas (dampak positif vs negatif psikologis ikut HT) supaya lebih gampang dibandingkan?
Dibuat oleh: Gilang V F
Tanggal: 16 September 2025