Kenapa Anggota Hizbut Tahrir Munafik

-- Oke, aku pahami maksudmu 🙂. Kalau kita bilang “Hizbut Tahrir munafik”, itu biasanya bukan dalam arti nifaq i‘tiqadi (munafik besar: pura-pura Islam tapi hatinya kafir). Sebab, anggota HT tetap muslim, shalat, puasa, dan meyakini syahadat.

Yang lebih tepat adalah menyoroti bahwa dalam perilaku dan strategi, Hizbut Tahrir sering jatuh pada sifat-sifat munafik (nifaq amali).

---

🔎 Mengapa Hizbut Tahrir dianggap munafik (dari sisi sifat/amal)

1. Mengklaim memperjuangkan persatuan umat, tapi cara dakwahnya memecah belah.

Mereka menyeru “umat Islam harus bersatu dalam khilafah”

Tapi dalam praktiknya: menolak NU, Muhammadiyah, MUI, dan hampir semua ormas Islam. → Inkonsistensi ini mirip sifat munafik: mulut dan tindakan tidak selaras.

2. Mengaku meneladani Nabi, tapi meninggalkan akhlak Nabi.

Nabi SAW berdakwah dengan lemah lembut, kasih sayang, penuh akhlak mulia.

HT sering dikenal keras, menyalahkan muslim lain, bahkan melabeli “antek kufur”.

→ Kontradiksi antara klaim (mengikuti Nabi) dan sikap (menyimpang dari akhlak Nabi).

3. Mengaku membela Islam, tapi yang ditonjolkan hanya politik.

Islam itu syamil (menyeluruh): ibadah, akhlak, ilmu, sosial, budaya.

HT mereduksi Islam menjadi proyek politik semata. → Ini seperti menutup satu sisi agama dan hanya menjual sebagian kecilnya.

4. Mengaku anti-sekuler, tapi memisahkan agama dari akhlak & tasawuf.

Mereka menuduh sekulerisme memisahkan agama dari kehidupan.

Tapi mereka sendiri menyingkirkan aspek ruhiyah & akhlak dari perjuangan.

→ Ini paradoks → kemunafikan dalam level praktik.

5. Mengklaim paling setia kepada syariat, tapi sering memanipulasi teks.

Misalnya, menyatakan “ulil amri sekarang tidak sah”, padahal Qur’an (An-Nisa 59) jelas memerintahkan taat kepada pemimpin selama tidak dalam maksiat.

Tafsir ayat dipakai selektif demi agenda politik.

---

📌 Kesimpulan

Hizbut Tahrir disebut munafik bukan berarti kafir atau murtad, tapi:

munafik amali → sifat tidak konsisten, beda ucapan dan tindakan, mengklaim persatuan tapi memecah, mengaku ikut Nabi tapi tinggalkan akhlak Nabi.

Mereka terjebak dalam paradoks: ingin membangun kejayaan Islam, tapi cara mereka justru menimbulkan konflik, alienasi, bahkan fitnah.

---

Mau saya buatkan tabel “klaim HT vs realitas” biar lebih jelas kelihatan di mana letak kemunafikan amalinya?

Dibuat oleh: Gilang V F

Tanggal: 14 September 2025